Menjadi mualaf membuat
bisnisnya bangkrut. Namun, ia justru memilih menyantuni anak yatim.
"Panggil
(saya) bunda saja," ujar Wiwin Bonaty, ketika pertama kali hendak
diwawancara Republika. Sikapnya sangat hangat dan ramah membuat siapa saja
nyaman berbincang dengan wanita kelahiran Ngawi, 15 September 1959, tersebut.
Pun
dengan bocah-bocah kecil yang terus bermain manja dengan Bunda Wiwin. Para
bocah yatim dan miskin tersebut tampak riang karena selalu mendapat perhatian
dari Bunda.
Kagum
rasanya melihat sosok bunda yang sangat meneladani Rasul dalam kepeduliannya
kepada anak yatim. Padahal, bunda tidaklah lahir sebagai seorang Muslim. Bunda
merupakan mualaf yang rela meninggalkan kekayaan duniawi dan rela menghabiskan
waktu untuk mengurus anak yatim.
Sebelum
mendapatkan hidayah Islam, Bunda merupakan penganut nasrani yang taat. Sejak
kecil, bunda merupakan seorang yatim. Sejak usia dua tahun, bapaknya
meninggal sedangkan sang ibu sibuk mencari nafkah. Alhasil, bunda tak tumbuh
dalam kondisi keluarga yang mengajarkan agama. Anak-anak mencari Tuhan sendiri,
tanpa bimbingan keluarga.
"Anak
mencari agama sendiri-sendiri. Nah, terus bunda ikut agama non-Muslim. Yang
bunda ikuti itu enak, nggak ada larangan apa-apa, nggak ada haram, dosa.
Karena, setiap Paskah atau Natal, dosa selesai (habis)," ujarnya.
Sumber : Republika.co.id
Home »
Kisah Muallaf
» Muallaf Menjadi Ibunda anak yatim
0 comments:
Posting Komentar