Jennifer, seorang remaja putri berasal dari Kanada, sudah lebih
dari tiga pekan ingin mengenal ajaran Islam. Ia sedang mencari hakikat Islam
yang sesungguhnya. Ketika itu ia berusia 18 tahun. Namun ia tidak seperti
umumnya gadis keturunan Kanada.
Saya (Penulis) ingin mengetahui sejauh mana pengenalan wanita
ini terhadap ajaran Islam.
Saya bercerita kepada wanita itu
seputar al-Quran al-Karim. Al-Quran itu adalah sebuah kitab mukjizat yang
seluruh jagat raya ini membenarkan bahwa Islam adalah agama yang benar.
Al-Quran tidak pernah mengalami
perubahan semenjak lebih 1400 tahun yang lalu. Tulisan al-Quran, baik di Mesir,
di Amerika, di Cina dan di Jepang adalah sama.
Saya mengajaknya berbicara
seputar pembahasan kebenaran Islam dari sisi ilmiah yang berkaitan dengan
dunia. Setelah melalui beberapa perbandingan di luar kebiasaan dalam hal
teknologi dan beberapa cabang ilmu kontemporer serta mengajukan beberapa
perantara riset ilmiah yang bersangkutan. Kemudian menjelaskan bahwa kebenaran
semua teknologi itu sudah ada di dalam kitabullah semenjak Rasulullah diutus di
padang pasir Mekkah.
Saya menyampaikan kepadanya
tentang tantangan Allah kepada penduduk jazirah Arab untuk menandingi Allah.
Mereka ditantang untuk membuat sebuah kitab seperti al-Quran, karena mereka
memiliki keahlian dalam berbahasa dan memiliki kata-kata yang indah. Ternyata
mereka tidak mampu menandingi keagungan al-Quran ini.
Beberapa hari kemudian, wanita
itu kembali bertanya tentang Islam kepada saya, dan ia ingin mengetahui
jawabannya. Sampailah pertanyaannya itu seputar hari raya kaum Muslimin. Lalu
saya menjawab dan menjelaskan kepadanya bagaimana kaum Muslimin merayakan hari
raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul ‘Adhha.
Lalu saya katakan kepada wanita
itu, “Aku ingin, anda memeluk Islam!”
Wanita itu menjawab, “Ya, aku
mengerti.”
Saya berkata dan hatinya penuh
kegembiraan sembari memuji Allah, “Benarkah ?”
Wanita itu menjawab, “Benar.”
Kemudian saya meminta nomor
teleponnya, dan ia memberikan nomor tersebut.
Pada pertemuan berikutnya, saya
katakan kepadanya, “Sebelumnya telah aku jelaskan kepada anda bagaimana caranya
agar dapat dengan mudah memeluk Islam. Dan sekarang tinggal pelaksanaan saja.”
Saya telah menjelaskan kepadanya
makna dua kalimat syahadat dengan bahasa Inggris. Kemudian saya berkata
kepadanya, “Ikutilah bacaanku !”
(Asyhadu….Alla…. Ilaha….Illa… Allah).
Lalu wanita itu mengikuti bacaan itu dengan suara sedikit demi
sedikit menjadi jelas. Lalu saya membacakan kepadanya, (Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah),
lalu wanita itu mengucapkan kalimat itu dengan suara yang jauh lebih jelas,
sampai ia menangis dengan suara yang amat keras.
Saya bertanya kepadanya, “Apa
yang menyebabkan anda menangis. Apakah anda bersedih ?”
Wanita itu menjawab, “Air mataku
bukan air mata kesedihan.”
Saya bertanya kepadanya, “Kalau
begitu, kenapa anda menangis? Demi Allah, sekarang anda berada dalam kebaikan
yang amat besar. Anda telah dipilih Allah untuk memperjuangkan Islam di
tengah-tengah jutaan manusia yang meninggalkan ajaran islam, dan di antara kaum
Muslimin yang tidak berpegang teguh terhadap agama mereka. Lalu tahukah anda
penyebab tangisan itu ?” Ia menjawab sambil terus menangis, “Aku tidak
mengerti.”
Saya menjelaskan bagaimana Allah
memuliakannya dengan nikmat tersebut. Allah telah mengampuni segala dosa-dosanya
sebelum ia memeluk Islam. Saya sendiri memintanya agar memohon kepada Allah
untuk mengampuni segala dosa-dosanya. Wanita itu tidak begitu mendengarkan
ucapan saya karena ingin segera mulai belajar shalat. Hal itu sangat
ditekuninya sampai ia dapat menerima ajaran Islam dengan jelas tentang aturan
shalat.
Setelah berselang beberapa lama,
wanita itu datang untuk kembali berdialog. Saya bertanya, “Kenapa dahulu anda
menangis ?”
Ia menjawab, “Aku tidak tahu
mengapa aku melakukan hal itu. aku tidak bisa mengetahui kenapa aku sampai
menangis. Aku merasakan hal yang aneh. Aku telah merasakan kebahagiaan dalam
hatiku. Aku merasakan ketentraman dan rasa cinta. Dan aku telah merasakan
ajaran Islam yang sesungguhnya.”
Demi Allah, banyak sekali di
antara kita yang tidak merasakan hal yang demikian. Bahkan terkadang ada yang
telah membaca al-Qur’an, namun tidak mempercayainya. Allah telah menjadikan
al-Quran itu sebagai penyembuh setiap hati yang sakit. Dan telah menjadikan
Islam sebagai solusi segala kesulitan yang dihadapi manusia. Betapa mengagumkan
ketika perasaan yang demikian itu timbul di dalam dada setiap Muslim yang baru
memeluk agama Islam.
Marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah Ta’ala mengampuni segala dosa-dosanya dan
memaafkan segala kesalahannya serta menjaga perjalannya menuju Islam. janganlah
kita melupakannya setiap permohonan baik kita kepada Allah.
Dikutip dari “Ketika Hidayah Menyapa” penulis Khalid Abu Shalih
(http://an-naba.com)
Berisi kisah-kisah nyata
wanita-wanita muallaf dari berbagai Negara dalam mendapatkan hidayah dari Allah
Ta’ala melalui caraNya yang khas. Kisah-kisah ini bias menjadi pelajaran
berharga untuk meningkatkan keimanan dan istiqamah dalam DienNya
Sumber, “Mauqiq Iza’ah Thariqah
Al-Islam.”
0 comments:
Posting Komentar